Tampilkan postingan dengan label Catatan Pinggir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Catatan Pinggir. Tampilkan semua postingan

Kamis, 15 Oktober 2015

(In Memorian) Bersama LDK

Saya mengenalnya saat masih di SMA kelas I, waktu itu mereka datang ke sekolah kami dalam rangka memperkenalkan ROHIS, (Rohani Islam), tampilan mereka sangat bersahaja, dengan setelan baju Koko dan dengan jenggot tipis yang rapi, mereka mulai memperkenalkan diri, kedatangan mereka dari IKADI dan KKIA hanya untuk silaturrahim dan menyerahkan sadaqah berupa beberapa buah mushaf Al-Qur’an serta beberapa buku dan majalah.
Setelah pertemuan itu selesai dan saya terpilih menjadi Ketua ROHIS pertama di SMA saya, maka setelah itu kami membuat kesepakatan untuk membuat pertemua kajian mingguan yang dilakukan setiap hari sabtu sore di Mushalla SMA kami, dan belakangan saya baru tahu kalau ternyata itu dinamakan Liqo’. Yang membuat saya tertarik dengan mereka ini karena cara pergaulan mereka dan tampilan mereka yang sangat bersahaja dan sering menggunakan bahasa Arab dalam komunikasi sesamanya. Seperti Akhi, ukhti, antum, ana dan lain-lain, bahkan banyak dari acara-acara mereka menggunakan istilah bahasa Arab.
Setelah pengajian rutin kami atau liqo berjalan beberapa minggu, salah satu ustad pemateri kami mengajak saya untuk ikut pengajian rutin yang lebih intens lagi di kantor mereka. Seminggu kemudian saya diajak ke kantor mereka yang ternyata kantor mereka itu merangkap Posko Bantuan untuk korban Tsunami dan kantor DPD PKS dan juga PD IKADI, KKIA. Dan saya baru tahu mereka-mereka ini adalah ‘aktivis dakwah tarbiyah’.
Jujur ketertarikan saya diawal pada mereka selain penampilan mereka juga karena aktivitas-aktivitas keislaman yang begitu kuat dan suasana dakwahnya begitu terasa saat saya membersamai mereka. Setelah saya mengikuti pengajian pertama saya, belakangan baru tahu kalau itu disebut dengan MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa) saya rutin diundang untuk mengikuti acara pengajian pekanan lainnya yang dilaksanakan oleh mereka.
Dan setelah saya terlibah aktif selama di SMA. Pada waktu saya akan melanjutkan kuliah ke Banda Aceh maka sang ketua DPD Ustd Adifal Susanto memberikan saya surat rekomendasi untuk kemudian diserahkan ke pengurus LDK (Lembaga Dakwah Kampus) untuk mencari pengganti Murabbi yang baru, dan saya mendapat Murabbi Al Akh George Heri, beliau adalah mahasiswa dari Nagan Raya.
Setelah saya aktif mengikuti perkuliahan bang Heri merekomendasikan saya untuk mengikuti FOSI yang diadakan oleh LDK Al Mudarris di tingkat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Setelah tiga hari mengikuti FOSI maka saya resmi menjadi anggota atau Jundi dari LDK Al Mudarris. Sering waktu saya aktif mengikuti kegiatan yang rutin dilaksanakan oleh Al Mudarris. Tak terasa saya sudah dua tahun aktif di Al Mudarris, tiba-tiba saat itu murabbi saya yang baru merekomendasikan saya untuk ikut acara MD I atau Mukhayyam Dasar yang dilakukan oleh DPD PKS Banda Aceh di Gunong Suharto selama tiga hari.
Meski saya tidak terlibat secara aktif di kegiatan partai tapi saya aktif di LDK mulai dari menjadi anggota pemula, Muda dan Madya. Setelah menjadi anggota dari LDK Al Mudarris setahun kemudian saya mendapat amanah menjadi Ketua BSO DANU Al Mudarris selama setahun dibawah kepemimpinan Al Akh Budyarto.
Dan pada tahun 2009 saya mendapat amanah masuk menjadi pengurus LDK FOSMA dibawah kepemimpinan Al Akh Muttaqin, dalam struktur Divisi Syiar, setahun kemudian saya mendapat amanah untuk menjadi ketua BSO DANUSnya FOSMA.
Pada tahun 2011 saya kembali ke Nagan Raya, akan tetapi saya sempat tidak aktif liqo selama 6 bulan karena saya kehilangan komunikasi dengan Ikhwah di DPD Nagan Raya. Maka pada awal tahun 2012 saya kembali aktif liqo sampai pertengahan 2014.
Namun sayang, karena ada beberapa hal yang krusial, maka saya off dari keaktifan di DPD padahal saya tahu pada saat itu al Akh di sana sangat membutuhkan bantuan-bantuan dalam menyambut Pemilu, namun demi menghindari konflik saya non aktif sampai sekarang.

Semoga Allah memberikan saya kesempatan untuk kembali bergabung dalam jamaah ini. Saya sadar, tarbiyah bukanlah segala-galanya, namun segala-galanya tak akan berarti tanpa tarbiyah. Salam rindu untuk ikhwafillah semua semoga Allah meneguhkan ghirah antum dalam jamaah. J    
Publisher: Jam - 05.27

Sabtu, 08 Agustus 2015

Paket Graphich Design


Mahir Adobe Photoshop&CorelDRAW semua dalam satu paket. Pelatihan meliputi:
1.        Teknik dasar design
2.       Pengenalan dasar
-          CorelDRAW
-          Adobe Photoshop
3.       Teknik design media komunikasi
-          Brosur
-          Baliho
-          Spanduk
-          Banner
-          Majalah
-          Undangan
4.       Dilaksanakan selama Ramadhan 1436 H
5.       8 x pertemuan (atau dapat disesuaikan
6.       Bagi yang mendaftar 4 orang (satu kelas) maka gratis 1 orang
7.       Fasilitas selama kegiatan
-          Software photoshop CS 3
-          Software CorelDRAW X4
-          File materi
-          Modul
-          Gratis konsultasi desain selama setahun
8.       Paket ini berlaku selama Ramadhan

9.       Kami juga menerima undangan pelatihan di sekolah-sekolah atau komunitas-komunitas  
Publisher: Jam - 06.54

Sabtu, 19 Juli 2014

Sejarah Seulanga Group

Darussalam, 10 Juni 2007

Saat itu saya terlibat sebagai salah satu panitia Musyawarah Besar Warga GEMASASTRIN (Gelanggang Mahasiswa Sastra Indonesia) Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia FKIP Unsyiah, menjadi sekretaris bersama saudara Muhammad Deri sebagai ketua panitia, setelah rapat penentuan jadwal dan tempat acara, salah satu kakak letting berkata “Siapa yang bisa buat publikasi?” katanya “Serahin ke panitia aja” sahut seorang kakak letting yang lain, “Biar mereka yang buat semuanya, kita Cuma awasi kerja mereka”.
Setelah selesai rapat kak Eka menghampiri saya, “Dek! Bisa kan buatin brosur sekalian? Gak usah bagus-bagus kali yang penting bisa dibaca doang J” katanya “kakak minta tolong sama adek!” todongnya sambil berlalu, “iya deh” jawab saya pasrah.
Oke! Ada usul namanya apa? Kata Alfi yang menjadi ketua kelompok sekaligus Komting kami. Setelah berdebat mengenai nama yang cocok, “kalo Seulanga gimana?” usul Alfi “bagus tu” balas Deri. “Oke deal malam ini kelompok belajar kita resmi bernama ”Seulanga”.
Malam harinya, “Fi, gimana ni masalah publikasi MUBESnya?” aku bertanya pada Alfi, teman satu angkatan di Gemasastrin, “dah buat aja dari Autoscape dan Clipart yang ada diword” jawabnya enteng, “oke deh tak buatin” jawab saya. Setelah otak atik sekitar satu jam.. “Tadaaaaa……… jadi deh, coba cek dulu bisa gak?” teriak saya pada Deri, Alfi dan Azmi yang malam ini lagi berkumpul belajar kelompok di’kosan’ Alfi, lebih tepatnya kantor LCI (Languange Care Institute) lembaga penelitian kebahasaan milik dosen kami. “eh. Kelompok belajar kita, kita kasih nama apa ya” kata Azhari “ngapain pake-pake nama segala” sahut saya “toh kita juga belajar kayak gini gak rutin-rutin amat”.
“Pentinglah jack” sahut Deri, “usulan bagus tu” kata Azmi. Kami memang sering gabung-gabung bersama baik dikampus maupun diluar kampus, bahkan pernah ada teman dari fakultas lain yang mengatakan kalo kami ini adalah kawan ‘luar dalam’ hehehe..  
Setelah brosur saya print, pagi itu teman-teman dan juga beberapa kakak letting yang mengkoreksi tulisan dari brosur yang saya buat semalam. “itu kata-katanya salah, kudu jangan lupa itu salah artinya kita nyuruh orang buat gak datang, tapi dari desainnya udah bagus tu” kata bang Akmal dan bang Herman.
Beranjak dari itu saya mencoba memberanikan diri untuk membuat brosur-brosur lain untuk publikasi. Oh ya lupa inspirasi saya dalam menggambar atau membuat desain itu awalnya dari desainer PEMA tahun 2006-2007 dengan nama ‘keren’ JoelDesign gak tau orang bagaimana rupanya, tapi jujur saya menganggumi karyanya dan menjadi inspirasi saya dalam membuat pesanan teman-teman.
10 Juli 2007 setelah kelompok  belajar kami tak berjalan lagi, saya mengambil nama Seulanga tadi untuk nama bisnis dari Desaingrafis saya dengan nama Seulanga Desain. Setelah memiliki nama sayapun memberanikan diri setiap membuat pesanan desain spanduk, brosur, maka saya minta izin untuk meletakkan logo seulanga meski kecil tapi itulah awal promosi seulanga pada masyarakat.
Setelah berkutat dengan desain setiap event di LDK AL-Mudarris, pada saat itu saya menjadi pengurus dimasa kepemimpinan Akh Budyarto. Ditengah kepengurusan LDK Al-Mudarris membuat event Ukhuwah Cup I dan lagi-lagi saya membuat publikasinya.
Setelah pertandingan selesai kami rehat dikosan Akh Ujang Miftahurrahman, “Bang, bisa make coreldraw gak?” ujar Ujang pada saya sambil makan ‘inter’ (indomie telor) J “gak, emang ntu program buat apaan?” sahut saya, karena memang belum pernah mencoba sama sekali padahal dilaptop udah ada coreldraw seri 12 waktu itu. “Itu buar ngegambar hai bang, orang bikin brosur, spanduk, baliho lebih gampang lewat corel ato photoshop” sahutnya “emang antum bisa?” ujar saya penasaran, “bisa dikit-dikit” ujar Ujang, “lah ajarain ane lah” saya memelas pada Ujang. Jadilah saya kursus kilat sama Ujang selama dua jam.

Sampai dikosan saya coba lagi ilmu yang saya dapatkan tadi berawal dari program coreldraw yang otodidak saya mulai geliat lagi ‘memasarkan’ dan ‘promosi’ seulanga jadilah orederan makin banyak yang ber’silaturrahim’ ke laptop, meski saya belum mematok harga perdesain tapi yang saya dapatkan cukuplah untuk makan dan jajan. Saya juga mendesain logo seulanga dengan lebih fresh lagi, saya gonta ganti, bahkan ada teman yang komentar di facebook saya “gonta-ganti trus logonya gak istiqamah amat” jawab saya membela diri.
Tahun 2010 setelah saya menikah, pada saat itu kami masih harus berpisah karena istri kuliah di Unila (Universitas Negeri Lampung) angkatan 2007 jurusan FKIP PIPS PKN, saya bicara pada istri minta dicarikan relasi konveksi karena pada saat itu saya juga banyak menerima permintaan desain jaket, sweater dari temam-teman dikampus, tapi sayang pada saat itu saya Cuma sebatas desain doang, setelah saya dapat relasi konveksi pada saat itu dari teman sekampus dengan istri, kami bersepakat untuk membentuk lini baru diawal tahun 2010 dengan nama Seulanga Konveksi. Saya berusaha kembali mengembangkan usaha baru saya.
Saat itu saya banyak mendapatkan pesanan jaket, kaos baik dari Unsyiah bahkan saya juga pernah mendapatkan pesanan baju dari Sintang Kalimantan Barat, Riau, Kolaka. Bahkan hingga sekarang meskipun saya telah pindah kekampung masih banyak pesanan yang datang kesaya dari Unsyiah, Unimus Bieuren.

Tahun 2012, atas saran seorang teman saya mulai memasarkan produk saya tidak hanya lewat facebook saya dibuatkan website oleh teman sekaligus domain dengan alamat https//:www.seulanga-group.com website ini meski masih sederhana ia sangat membantu memacu semangat saya untuk terus berusaha meski sederhana ia begitu menginspirasi.
Diulang Tahun Seulanga Desain yang ke 7 Tahun ini saya ingin bernostalgia kembali mengenang masa-masa indah perjuangan merintis dan menjaga asa meski sempat jatuh bangun mempertahankan nama Seulanga happy Anniversary th 7 seulanga desain, Semerbak mewangi meski kami belum mampu melayani dengan sempurna, mohon maaf bila banyak salah dalam kerja-kerja kami. Terimakasih atas loyalitas anda dan kepercayaan anda pada kami.
Terimakasih juga kepada perusahaan percetakan dan konveksi yang telah menjadi relasi usaha kami. Kami akan terus berbenah dan memperbaiki kekurangan yang ada pada kami.
Salam inspirasi Seulanga Ranisadvertising.
Terimakasih untuk mitra dan relasi kami
Ahconvection Lampung, Istana Jaket Solo, KaosPeradaban, MBProduction, dan klien yang telah bermitra dengan kami.

Nagan Raya, 10 Juli 2014
 

        
Publisher: Jam - 20.00

Rabu, 02 Oktober 2013

Ide Inovasi Radikal Tak Mudah Diwujudkan

Senja mulai membayangi sebuah gedung pencakar langit yang megah. Matahari petang mulai melipir, kembali ke peraduannya. Di salah satu koridor gedung itu, seorang manajer muda tampak menangis terisak. Ada kegetiran yang begitu pahit di matanya.

Manajer muda itu baru saja selesai meeting “new product idea” dengan para petinggi di kantornya. Ia dibantai : ide produk baru yang ia presentasikan, dikecam oleh para seniornya.

“Ide produk baru yang kekanak-kanakan !! Idenya tidak sesuai dengan tradisi perusahaan ini !!” Begitu kecaman dari para petingginya.

Batin manajer muda itu terluka. Hatinya berduka lantaran ide produk barunya diremehkan seperti calon pecundang.

“Senior-seniorku itu bodoh. Mereka tidak paham perkembangan pasar.” Begitu manajer muda itu membatin. Masih dengan mata yang berkaca-kaca. Semburat senja terus membayang langit sore itu.

Manajer muda itu tidak menyerah. Ia lalu bergerilya menemui CEO dan Presiden Komisaris perusahaan dimana ia bekerja. Tanpa kenal lelah, ia meyakinkan mereka bahwa ide produknya bisa menjadi ikon bagi masa depan perusahaan.

Beruntung CEO perusahaan itu akhirnya menerima ide produk baru dari manajer muda yang gigih itu.

Sejarah kelak mencatat, ide produk itu menjelma menjadi produk legendaris dan terlaris dalam industri digital dunia.

Anak muda itu bernama Ken Kutaragi. Perusahaan tempat ia bekerja : Sony. Ide produk yang ia usulkan : Sony PlayStation.

Ironi sejarah hadir disitu : ide produk yang dulu dikecam senior-senior Sony itu menjadi produk Sony paling sukses setelah Walkman. Konsol game PlayStation memang merupakan salah satu produk paling laris dan fenomenal bagi bisnis Sony.

Kisah Sony PlayStation mendedahkan sebuah pelajaran penting : ide inovasi radikal tak mudah diwujudkan.
Publisher: Jam - 00.31

Selasa, 03 September 2013

Belajar dari Balita

Belajar dari BalitaJUDUL ini memang menggelitik dan kita bertanya-tanya tentang pentingnya belajar dari Balita. Tetapi tanpa sadar, sebenarnya kita bisa banyak mendapat inspirasi dari mereka bagaimana sesungguhnya menapaki kehidupan untuk menggapai sukses.
Perhatikanlah! balita atau kanak-kanak itu tidak memiliki rasa takut, mereka selalu ingin tahu tentang sesuatu di sekitar mereka. Meski mereka kerap mengalami hambatan dan rintangan dari keterbasan ruang geraknya.
Balita selalu ‘gigih’ untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tangisan akan mereka maksimalkan ketika keinginan belum tercapai. Artinya, di posisi itu kita bisa belajar cara seperti yang dilakukan balita. Kita juga bisa melihat bagaimana proses ia tengkurap dari keadaan tidur terlentang yang membosankan bagi mereka. Balita akan berusaha masuk kepada tahapan-tahapan pertumbuhan berikutnya dengan susah dan kadang harus menerima kenyataan terjatuh atau terjerembab. Mereka menangis, dan tak bosan berbuat seperti semula untuk suatu keinginannya itu.
Kondisi sebaliknya, justru terjadi pada kita, orang-orang tua. Kita terlalu khawatir pada perkembangan balita di sekitar kita. Balita di sekitar kita itu, bukan penakut dan tidak pernah takut. Tetapi, para orang tua tanpa sadar sering mengajarkan anak-anaknya menjadi penakut. Orang tua tanpa sadar sering membuat mereka menjadi seorang pengecut, pada Balita adalah manusia super yang selalu ingin dan ingin mencari tahu tentang dunia sekelilingnya.
Lihat bagaimana balita kita saat memaksa ingin masuk ke air untuk berenang atau bagaimana mereka sangat penasaran dengan api pada lilin yang menyala. Mereka selalu ingin menggapai api pada lilin itu, dan menangis ketika balita kita merasakan panasnya api dan kembali melakukan hal yang sama untuk keingintahuannya itu, mereka tak pernah jera.
Nah, untuk menjadi sukses tidak salah jika kita belajar kembali dari para balita di sekitar kita yang tidak pernah kapok untuk berbuat dan berbuat untuk memuaskan keinginannya itu. Berlakulah seperti balita dalam hal ingin tahu tentang sesuatu. Berusalah sekeras-kerasnya, sebagaimana balita menangis sejadi-jadinya saat keinginan belum tercapai. Menghentikan tangisan balita, biasanya tidak menyelesaikan masalah, tetapi memberikan apa yang diinginkan balita akan memuaskan apa yang menjadi keingintahuannya selama ini.
Begitu juga dengan kita, berhenti bekerja keras untuk menggapai kesuksesan bukan menghasilkan solusi, malah mendatang masalah-demi masalah berikutnya. Teruslah bekerja dan terus mencoba hal-hal yang harus kita ketahuai dalam menemukan bisnis yang pas untuk kita. Berhenti mencoba, sama saja menunda sukses untuk kita.
Balita tidak pernah jera, dalam tangis dan keingintahuannya itu menyimpan banyak energi kehidupan yang bisa bermanfaat bagi masa depan balita itu. Begitu juga dengan kita, dalam tangis kehidupan beratnya pekerjaan, banyaknya masalah yang dihadapi saat ini adalah modal yang sangat berguna bagi masa depan.
Jadi jangan berhenti berkeinginan, belajarlah pada balita dan anak-anak di sekitar kita yang banyak ingin tahu. Kita hari ini adalah balita masa lalu yang juga pernah ingin banyak tahu. Maka, alangkah naifnya jika kita berhenti dan pasrah pada keadaan padahal sebelumnya kita pernah menjadi balita-balita super yang tidak pernah menyerah pada keadaan.
Publisher: Jam - 23.54

Selasa, 20 Agustus 2013

Seberapa Siap Anda Memulai Bisnis Sendiri?


Ghiboo.com - Memiliki bisnis sendiri berarti punya tanggung jawab sendiri. Anda menjadi bos dan juga karyawan diusaha Anda sendiri. Ini pasti akan menyenangkan, tapi juga menantang.

Sekarang waktunya mencari tahu apakah Anda siap memulai bisnis sendiri, yang dikutip dari laman idiva, Jumat (28/6).

Apakah Anda punya modal?

Semua bisnis memerlukan dana dan tidak ada yang bisa mulai usaha tanpa uang. "Sebagian besar perusahaan yang punya uang, mengambil pinjaman dari bank dan tentunya harus mampu membayar kembali," ujar Ankita Bharadwi, seorang pemilik butik, memberi masukan.

Apakah akan menguntungkan?

Jika perputaran bisnis Anda sedikit, bagaimana Anda bisa membayar pinjaman Anda? Selain itu, Anda masih membutuhkan uang untuk membayar sewa dan pajak. 

Menurut Bharadwai, banyak orang tidak menyadari bahwa bisnis hanya bisa berubah menjadi usaha bantalan, bila mereka tidak memikirkan soal untung rugi.

Apakah bisa beroperasi secara bebas?

Hal ini tidak mudah untuk memastikan semuanya berjalan lancar, antara sumber Anda, Anda dan klien. "Anda tidak akan menyadari jumlah tanggung jawab di puncak Anda sampai Anda memulai. Akan lebih mudah bekerja dengan pasangan yang dapat berbagi tanggung jawab," ujar Maya Kansal, seorang desainer perhiasan.

Apakah lokasinya tepat?

Jika Anda berencana menyewa atau membeli tempat untuk usaha, Anda harus memiliki lokasi yang tepat untuk itu. "Jika ada tempat yang tepat, Anda akan mendapatkan pelanggan yang tepat juga," kata Bharadwaj.

Siapa targetnya?

Anda tidak yakin siapa yang seharusnya membeli pakaian Anda, sehingga Anda menjual barang-barang untuk semua orang. "Lebih baik tetap berpegang pada target Anda sehingga Anda dapat lebih kreatif. Anda dapat menjual barang-barang yang berkualitas," kata Kansal.


Publisher: Jam - 06.56